Senin, 10 November 2014

Menunggu

Iyaaa...saya ibu rumah tangga. Kerjanya gak jauh dari sumur dapur dan kasur.
Iyaaa...saya perempuan pekerja rumah yang banyak waktu luang setelah mengurus semua.
Dan iyaaaa...semua acara dan iklan tivi setengah hafal sebagai pelarian.
Tapi tidaaakkk...saat butuh belajar dan ilmu agar mampu mewarnai hidup harus menunggu dan menunggu.
Apalagi atas janji yang bukan kuampu setiap waktu dan berlalu tanpa menggerutu.
Ini tentang janji...tentang toleransi...tentang kesabaran hati...juga uji nyali seberapa besar aku menghargai orang lain.
Dan iyaaa...saya ibu rumah tangga yang harus membagi waktu untuk keluarga, usaha dan sekolah.
Dan tidaaaakkk...ketika memaknai toleransi diambang batas kesabaran membuatku hilang akal.
Menunggu atas janji yang bukan kuampu sungguh....membuatku terpuruk pilu...
Menunggu tidak membuat waktuku berlalu hanya malu bila itu janji yang kuampu.
Menunggu itu menyebalkan ketika janji tak lagi dianggap sebagai hutang yang akan diperhitungkan kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar