Minggu, 11 Januari 2015

Sehari bareng KSW; Komunitas Siswa Wirausaha

Alhamdulillah...akhirnya kesampaian juga mengikuti Seminar Wirausaha yang betul-betul 'gue bingits'.
Niat awal saat membaca dan diundang seminar ini memang untuk mereview perjalanan craftku. Apakah jalan di tempat atau butuh perubahan signifikan.
Secara pendapatan ada kemajuan berarti juga jumlah order baik online maupun offline. Tapi ada sesuatu yang dirasa belum pas dan seterusnya.

Kepagian datang karena beralih moda dari rencana awal berkereta ria akhirnya ber bis ria krn ketinggalan kereta. Allah permudah semuanya. Dari misua yang ternyata 'change off' sehinhga aku tak perlu atur jadwal ojek untuk anak-anak. Pun sesampai di Bekasi tak ada halangan berarti karena macet dll. Y iyalah...secara masih pagi dan weekend boo...
Setelah say hai dengan mb Suzie Icus; ketua penyelenggaranya. Sambil merajut aq merasakan ternyata anak muda sekarang memang miskin inisiatif ketika melihat Ketua nya mondar mandir cek sana sini sementara terdengar rumpian dan gelak tawa di luar ruang :D :D setelah kupikir lagi, bisa jadi anak muda sekarang kurang berinisiatif a.k.a textbook job desk atau 'pesan' pemimpin tak sampai. Aahh..iya...mengimajinasikan kondisi yang kita harapkan dengan lisan butuh ketrampilan. Gitu kali yaaa...:D

Dari beberapa narsum ada yang pernah kuikuti workshopnya kurang lebih setahun yang lalu di tempat dan moment berbeda. Yang sama; bahan materinya. Ternyata aku telmi juga yaaakkk...:D :D setelah setahun baru 'ngeh' yang dimaksud materinya, hihihi...
Pak Laksita Utama Suhud adalah ahli marketing dan CEO Balai Kartini Jakarta. Dibandingkan workshopnya setahun yang lalu melihat cara penyampaian materi, bahasa tubuhnya...banyak kemajuan. Ingat betul komentar seorang kawan mengenai pembawaannya saat penyampaian materi waktu itu bla bla bla daaahh...hikmah yang kupetik; practice make perfect. Seiring perjalanan beliau sebagai narasumber yang sering diundang kemenong-menong dengan audiens yang berbeda tentunya membawa 'hikmah' tersendiri bagi beliau sehingga ada perubahan berarti ketika Pak Laks (hhhmmm...dulu beliau sering pake 'aku' sekarang byk berkurang bertransformasi 'Pak Laks' dlm penyebutan dirinya) menyampaikan materi.

Narasumber pertama sebenarnya Bpk. Budi Sadikin; CEO sebuah bank BUMN terbesar. Walaupun foto profil di flyer berjas lengkap surprise juga beliau ber jeans ria saat berbagi pengalaman. Gak jaim itu kesan pertama. Kesan kedua, beliau begitu 'manis' ketika menjawab pertanyaan yang buat aku pribadi bukan pertanyaan deh tapi 'nodong' hehehe...mengapa aku menangkap kesan 'nodong' ? Entahlah...karena terbiasa tak memandang fisik penanya tapi dari suara, intonasi dan caranya menyampaikan informasi pribadinya sedikit banyak kita dapat menilai 'jenis manusia' eehh...karakter maksudnya.
Daaaannn...aku suka cara Pak Budi menjawab pertanyaan tanpa mengesankan 'ddiihhh...gitu aja minta tolong'....hihihi...itu terjemahanku saja deh...
Pembicara lain relatif masih muda-muda (yaaaahhh...ketauan deh aku udah tua) dengan semua kemampuan bidang masing-masing juga karakternya.
Diiihh...nih tulisan bukannya berisi materi seminar malah mengamati perilaku narsumnya. Kalo isi seminar ditulis di blog ini namanya materi seminar dunk bukan nge blog (klo boleh jujur, aku tak mencatat materi dari narsum keren2 ini. Percuma ditulis klo gak dibaca ulang dan...terutama sekalee...alu cuma butuh pemahaman dan ambil beberapa point yang gue bingits. Dan itu aku lupa....:D :D).

Pengalaman Mas Ibrahim Muhammad; Co founder Tuneeca Bandung tentang bisnisnya yang jatuh bangun terutama bisnis craftnya sedikit banyak nampol bingits buatku. Beberapa point sangat membantuku mereview perjalanan ceafterku. Karenanya pencerahan aku dapatkan tinggal diaplikasikan ke program kerja jangka panjangku.
Semoga berkesempatan ketemu dan ngobrol langsung dengan Mas Baim sehingga lebih banyak cerita tentang bisnis craftnya yang udah almarhum :D :D
Seminar wirausaha ini memang padat dengan beberapa narsum yang mewakili ahli di bidangnya masing-masing. MEA nya sendiri tak banyak diulik setidaknya banyak gambaran dari titik ini kita mau kemana, bagaimana dan seterusnya. Terutama lagi aku lebih gamblang mengimajinasikan beberapa project baik pribadi maupun project sosial preneur ku. Semoga Allah permudah langkahku dan dilancarkan rezeki halalku. Aamiin...

Kamis, 08 Januari 2015

Aku salah...maaf y...

Baiklah...aku tak kan mengusik pojok nyamanmu. Kata-kata itu mengalir begitu saja karena kegemasanku melihat sesuatu yang seharusnya tidak kau alami.
Potensimu besar. Dengan kebaikan hatimu  seharusnya kau dapat menjalani hidup ini dengan mudah.
Siapa bilang hidup sulit ? Karena pikiranlah seolah-olah hidup memang berat dilalui. Ketika materi, status sosial dan nilai-nilai keduniawian yang kaukejar. Kau tak kan pernah kenyang dan puas. Makin kaukejar semakin kau dikendalikannya.
Hidupmu adalah kamu. Kamulah sang pengendalinya. Bukan apa kata orang.
Baiklah...maafkan aku memporakporandakan zona nyaman menurutmu. Dengan hatiku yang selalu sok tahu; kau hanya menjalani kehampaan. Hidup hanya hitam dan putih. Dunia itu indah karena spektrum warna. Tuhan sengaja menciptakannya karena DIA tahu dengan kebaikan hatimu keindahan akan tampak.
Maafkan aku karena sengaja mendobrak dinding indahmu yang-sekali lagi karena sok tahuku- sengaja kaupasang untuk memperkesankan hidupmu baik-baik saja. Dan aku yang sok paham ini merasa itu bukan hidupmu.
Terlalunya aku begitu sok tahu sok memahami hidupmu dengan kata-kata yang meletup seperti tutup botol minuman bersoda yang baru dibuka. Aku memang bukan teman yang baik untukmu. Maafkan y...setidaknya suatu saat kau akan mengingat bahwa aku tak bermaksud menyakitimu. Karena menurut aku; gunanya teman adalah untuk mengatakan apa yang seharusnya dikatakan dengan jujur tak sekedar lipsinc demi kepantasan sosialita.
Aku memang lebay...:D