Seorang
teman berbagi inspirasi; Ucapan adalah do’a. Baiklah...mari kita mainkan....
“yups,
neng sholehah....” begitu aku membalas sebuah BBM yang masuk dari seorang
teman.
“jiiiiaahhh...ibuuuuu....”
dia balik balas
“diiihhh...aku
do’a in kagak mau, Neng ?”
Stiker
ROTFl muncul....
“terima
kasih y abang yang sholeh, baik hati dan suka kasih diskon” ucapku ketika
menerima uang kembalian belanja dari abang penjual sayur. Ngakak habis itu
orang....
Ada
yang salah dengan ucapan dan balasan BBM ku yaakkk ?
Mungkin
aku disangka bercanda...
Mungkin
aku basa basi....
Mungkin
temanku dan si abang itu tak tahu kalo aku sedang mendo’akan melalui
ucapanku....
Yaahh..gak
masalah sih, kalo mereka gak menyangka bahwa aku mendo’akan mereka. Bukan
tentang mereka tahu atau mengerti sedang kita do’akan. Tapi sungguh...aku
bingung...
Sebegitu
seringnya kita mendengar umpatan, kritikan, sindiran dan berbagai kata-kata
negatif sehingga ketika kita bersungguh-sungguh berkata baik sambil mendo’akan
seringkali kita lupa menjawab dengan perkataan baik pula. Cobaaaaa....apa
reaksimu ketika mendengar seseorang mengumpat, membentak dll....cepat
membalasnya tho ?? minimal...”apa looohhh...ngata-ngatain guwa ???” yakin itu
tertuju padamu ???
Hihihi....
Begitulah
kita sehari-hari...begitu mudah bereaksi pada hal-hal negatif sampai lupa
berekasi ketika kita menerima kebaikan. Eehhh...bukan lupa, Aningl....kaget,
shock gitu...baiklah...seberapa lama terpananya kau mendengar ucapan baik
sehingga lupa membalasnya ?? bandingkan ketika mendengar umpatan, kritikan dan
sindiran kasar ??? kalah cepat duuuunnnkkk....
Pembiasaan...kebiasaan....habbit....kebiasaan
membentuk karakter, begitu ?
Kita
yang udah dewasa aja begitu terpana mendengar perkataan baik dan bereaksi luar biasa
saat mendengar perkataan negatif. Coba tengok anak-anak kita ? mereka
pen-duplikasi luar biasa lingkungan terdekatnya.
Kebayang
tho saat mereka lebih sering mendengar teriakan, bentakan dan berbagai “label”
negatif yang mau tak mau mereka terima karena keterbatasan fisik, usia dan
seterusnya ? apalagi dari orang yang mereka anggap tua, haaahhhhhh.......
Heeyyy...aningls...do’a
gak selalu diucapkan dunk...do’a y dalam hati. Dimana hati lebih dekat dengan
Sang Pencipta. Hiiiyyaaa...itu pasti...hidup kita memang untuk beribadah pada
Pencipta kita, kok. Sebagai tanda taat dan bersyukur bahwa kita berterima kasih
atas ciptaan-NYA y kita optimalkan apa yang ada pada diri kita.
Hati...oke....fisik....hiyaaa...semuanya...optimal itu dengan sebaik-baiknya,
meminimalisir keburukan dan kekurangannya karena ada akal dan hati yang
memfilter point point yang minus, kurang baik dan lain-lain.
Aningl.....gue
ini manusia bukan malaikat...yang baik melulu...sabar
melulu...hihihi....hiyaaa...siapa juga yang bandingin lo sama malaikat ?
sama-sama makhluk Alloh tapi beda tugas,
jeehhh...beda dunia dan banyak perbedaan diantara kita dengan mereka walau
kadang-kadang kita mengambil alih tugas malaikat dengan mencabut nyawa orang
yaakkk (haaahhh...terkontaminasi berita yang lagi jadi trending topik,
dweeehh....).
Yups...marah,
kesal, jengkel, sebal, murka apalagi yaakk...sebagian dari sifat kita
yaakk...karena....???
Haaahhh...ucpan
adalah do’a...mari biasakan berkata baik atau diam sajalah kalo tak mampu
berkata baik. Trus kalo gue lagi kesal gue kudu ngomong baik juga, Ning ?
iyalah...ada istighfar...ada dzikir yang kalo diucapkan dengan baik dan
sebaik-baiknya dus sepenuh hati sekiranya kita diberi kelapangan hati untuk
meredam rasa kesal, sedih, jengkel, marah, kurang sreg dan lain-lainnya.
Baiklah
pembaca yang sholeh dan sholehah...ucapan adalah do’a, jadikan perkataan baik
sebagai hobby baru kita, yuuukkkss....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar